Jadilah Seorang Ibu Yang Memiliki Intelektual dan Spritual
Tidak bisa kita pungkiri bahwasannya ibu merupakan Tarbiyatul Aulad yaitu pendidikan pertama bagi anak. Agar seorang anak tumbuh menjadi anak yang berintelektual dengan spritual yang juga kental maka diperlukan kecapakan serta kecerdasan seorang ibu. Oleh sebab itu, mengenyam pendidikan bagi wanita sangat diperlukan terutama dalam bidang spritual dan intelektual.
Dari pandangan ini, tentunya sebuah intelektual dalam diri seorang sangat berbeda-beda. Hal tersebut tergantung pada individu masing-masing. Lantas bagaimana cara untuk menjadikan seorang calon Ibu memiliki kapasitas intekelektualitas yang tinggi untuk masa depan anak-anaknya kelak?.
Menurut Noe Letto, sebuah intelektual akan masuk pada dunia akal, ibu dari akal ini adalah sebuah attention "Memperhatikan". Sedangkan ibu dari attention adalah interest "ketertarikan/minat". Jadi dapat disimpulkan bahwa sebuah intelektual akan lahir dari ketertarikan atau minat dalam disiplin ilmu pengetahuan, dengan ketertarikan ini akan menuntun kita dalam perhatian yang lebih dari displin ilmu tersebut. Dari dual hal inilah akan melahirkan sebuah intelektual bagi seorang calon ibu.
Jika pada mulanya kita tidak bisa pelajaran matematika misalnya, maka kita sebagai siswa adalah buatlah diri ini memiliki rasa ketertarikan pada pelajaran tersebut. Dengan ketertarikan ini, maka Anda akan memiliki perhatian. Ketika perhatian ini sedang terjadi ilmu -tentang matematika- akan datang sendiri. Intinya perhatikan apa yang Anda tertarik terhadap ilmu tersebut karena itu adalah kunci utama dalam memperoleh sebuah intelektual untuk masa depan Anda.
Lantas bagaimana cara memperoleh nilai spiritual?. Dalam meningkatkan nilai spritual ini hal yang perlu diperhatikan adalah Anda dan Tuhan Anda. Jadi kunci dari spritual adalah witness "kesaksian". Kesaksian bahwa Tuhan itu ada dan mempunyai aturan-aturan untuk hamba-Nya. Kepasrahan diri pada Tuhan atas aturan-aturannya merupakan wujud dari kesaksian hamba terhadap Tuhan. Kita perlu menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dinalar oleh akal pikiran kita, sebab hakikatnya intelektual dan spritual itu berbeda. Jika intelektual merupakan wujud dari pengalaman fisik dan psikis maka spritual di luar keduanya.
Dari kesaksian ini akan menjadikan ilmu spritualitas atau ilmu agama akan menjadi mengenah pada seorang calon ibu. Misalnya dalam konsep agama Islam secara syariat pakaian seorang wanita adalah menutup semua tubuhnya kecuali tangan dan muka, maka sebagai seorang wanita yang memiliki spritualitas yang tinggi akan mengikuti atas yang diperintah Tuhannya serta tidak mengikuti gaya dan tren sesuai perkembangan zaman. Baik itu dari segi model hijab, pakaian maupun yang lainnya.
Selain hal tersebut, seorang calon ibu juga perlu memperhatikan dalam tingkah laku "akhlak". Hal ini kita perlu mengikuti apa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai tanda kita bagian dari umat Islam, baik itu dari segi ucapan, perbuatan dan ketetapannya. Misalnya cara kasih sayang terhadap anak, kasih sayang terhadap suami, kasih sayang terhadap keluarga, dan lain sebagainya.
Simpulan dalam intelektual adalah buatlah diri Anda memiliki ketertarikan terhadap ilmu agar Anda dapat memperhatikan secara penuh hati atas ilmu tersebut. Adapun untuk spritual adalah mantapkanlah kesaksian Anda dengan Tuhan Anda, serta pasrahkan diri Anda pada Tuhan Anda dalam setiap aturan yang Tuhan buat. Hindarkan diri pada hawa nafsu dan ketertarikan yang dilarang oleh Tuhan, agar Anda memiliki keseimbangan antara intelektual dan spritual. Wujudkan aturan-aturan Tuhan dalam hidup Anda dan hindarilah budaya-budaya yang tidak sesuai dengan aturan Tuhan Anda. Mantapkanlah tingkah laku Anda sebagaimana yang dicontohkan dalam aturan - aturan Tuhan melalui kekasihnya (Nabi) bukan dari manusia yang mengedepankan kebebasan atas tingkah laku sesuai akal pikiran dan hawa nafsu.
Posting Komentar untuk "Jadilah Seorang Ibu Yang Memiliki Intelektual dan Spritual"
Posting Komentar